Intramuros dan Quiapo

Manila Cathedral

Katedral Manila

Setelah penerbangan dini hari selama 4 jam dari Cengkareng, pesawat Cebu Airlines mendarat di Bandara Ninoy Acquino Manila pukul 07 pagi. Di Terminal 3 loket-loket imigrasi masih terlihat sepi sehingga antrian pengecekan paspor tak terlalu panjang.

Dari bandara kami naik shuttle bus dengan ongkos 20 peso ke EDSA, kemudian lanjut naik LRT tujuan Quirino/Pedro Gil dan lanjut jalan kaki menuju Where 2 Next Hostel di daerah Malate. Ongkos LRT hanya 12 peso dan bebas macet, tapi harus berjuang desak-desakan dengan para pekerja kantoran yang berangkat kerja. Saya cukup familiar dengan model transportasi di Manila yang belum banyak berubah sejak pertama kali saya ke kota ini tahun 2006.

Jeepney

Jeepney, Angkotnya Filipina

Setelah check-in dan istirahat sebentar di hostel, kami menuju Luneta Park naik angkot favorit warga Filipina, Jeepney.

Lapu-Lapu Satue at Luneta Park

Lapu-Lapu

Luneta merupakan sebuah taman umun yang bersebrangan dengan Rizal Park dan juga berdekatan dengan Intramuros. Di bagian tengah taman berdiri patung Lapu-Lapu, seorang pahlawan muslim Filipina yang berhasil membunuh Ferdinand de Magellhaens si penjajah Spanyol.

The Philippine Department Of Tourism

Masih di Luneta Park, terdapat gedung Departemen Pariwisata Filipina yang bergaya eropa, tak jauh beda dengan arsitektur bangunan peninggalan Belanda di Jakarta. Sementara di sisi timur ada sebuah kolam miniatur kepulauan Filipina.

R_DSC2559

Beberapa grup siswa SMA dan mahasiswa terlihat ada yang sedang latihan tari, ada yang latihan drama, sampai yang latihan menjadi barista.

Rizal Park
Tak jauh dari Luneta Park, hanya tinggal menyebrang saja ke Rizal Park. Patung-patung pahlawan nasional Filipina di sisi taman, dan tugu Jose Rizal berada ditengahnya. Saat itu tugu Jose Rizal sedang dalam renovasi sehingga tidak bisa difoto.

National Hero at Rizal Park

Intramuros
Intramuros letaknya tak terlalu jauh dari di utara Rizal Park, secara harfiah berarti “Didalam Dinding” telah didirikan sejak jaman kolonial Spanyol. Banyak bangunan tua di dalam benteng ini diantaranya ada Palacio Del Gobernador, Gereja San Agustine, Baluarte de Sandiego, dan bangunan lainnya. Mengelilingi Intramuraos bisa dengan naik Calesa atau andongnya Filipina, bisa dengan becak motor, atau bisa juga dengan berjalan kaki.

Intramuros Bastion Square

Intramuros Bastion

Kegiatan Diatas Benteng Intramuros

Ada juga Light and Sound Museum tapi saya tak sempat masuk. Jika berjalan terus ke arah utara, terdapat Gereja San Agustine yang dibangun tahun 1589 dan Katedral Manila disebelah Kantor Gubernur Manila (Palacio Del Gobernador)

San Agustin Church Intramuros

San Agustin Church

Interior of San Agustin Church

Interior San Diego Church

St.Agustine Hippo

Sant Agustine

Palacio del Gobernador Manila

Calesa dan Palacio Del Gobernador

Quiapo
Karena sudah sore, dari Intramuros saya bergegas ke Quiapo (baca: Kiapo), masih dengan Jeepney. Quiapo selain terkenal akan The Black Nazarene Church, juga terkenal karena The Golden Mosque (masjid terbesar di Manila) dan kampung muslimnya. Kedua tempat ibadah ini terletak di tengah-tengah pasar Quiapo yang semrawut mirip pasar Tanah Abang tempo dulu. Tapi itulah asyiknya mblusuk di pasar tradisional. Selain untuk sholat di Golden Mosque, sekalian juga cari makanan di warung-warung halal sekitar pasar Quiapo. Selain itu menurut beberapa referensi yang saya baca dan menurut teman Filipino saya, Quiapo terkenal juga karena daerahnya rawan kriminal. Tapi beberapa kali kesana baik itu di tahun 2006 dan tahun 2013 kemaren saya aman-aman saja.

Golden Mosque

Golden Mosque Quiapo

Golden Mosque Quiapo

6 Comments »

  1. gan, kalo total keseluruhan biayanya abis berapa tuhhh ??

  2. hadir menyapa sobat di malam hari

  3. wowww blognya manteppp bener nihh

  4. jadi pengen cepet2 kesono ihhh

  5. hp samsung said

    yaaa enak dong pastinya,, hihihih

  6. DHR said

    enak gak kemanila bro

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Leave a comment