Setelah perjalanan selama 6 jam dari Kuala Lumpur, pesawat landing dengan sempurna di Kansai International Airport (KIX) Osaka di hari Kamis, 30 Okt 2014 pukul 9.30. Keluar dari pintu imigrasi, saya menuju JR Ticket Office untuk menukar JR Pass yang sudah saya beli di Jakarta. Lokasinya di lantai 2 tepat didepan pintu masuk stasiun kereta bandara.
Hari pertama ini tujuan saya ke Miyajima Island di Kota Hiroshima, sehingga rute yang harus saya tempuh adalah KIX (Kansai International Airport) – Shin Osaka – Hiroshima – Miyajima. Dari KIX saya naik JR Limited Express Haruka ke stasiun Shin-Osaka selama 50 menit, ruter kereta ini adalah dari KIX menuju Tennoji, Shin Osaka, dan Kyoto.
Di stasiun Shin-Osaka, koper dan tas ransel saya taruh di loker yang tersedia di stasiun dengan harga sewa 700 yen. Kemudian dari Shin-Osaka perjalanan berlanjut dengan kereta Shinkansen Sakura pukul 11.59 ke Hiroshima. Jarak 300 km dari Shin Osaka ke Hiroshima ditempuh selama selama 90 menit dengan menggunakan kereta ini.
Sampai di stasiun Hiroshima tepat pukul 13.30, perjalanan ke Pulau Miyajima masih harus dilanjutkan dengan kereta JR Sanyo Line ke stasiun Miyajimaguchi selama 30 menit kemudian berjalan kaki menuju Pelabuhan Ferry Miyajima untuk naik JR Ferry selama 15 menit.
Pulau Miyajima memang tidak terlalu jauh dari daratan Pulau Honshu, jaraknya kurang lebih hanya 1 mil laut atau sekitar 1,7 km. Dari atas ferry, sudah terlihat Torii Gate ikon dari Itsukushima Shrine ini di pantai Pulau Miyajima, sehingga terlihat seolah-olah Tori Gate ini mengambang diatas laut. Semilir sejuknya angin musim gugur menambah kesan indah pulau tersebut.
Saya tidak menyempatkan diri untuk masuk ke dalam Itsukusima Shrine karena keterbatasan waktu. Hanya melihat pemandangan Pulau tersebut dengan beberapa bangunan khas Jepang yang ada diluar sambil menikmati Grilled Oyster yang banyak dijual disekitar kuil Itsukusima, 400 yen untuk 2 buah kerang besar tanpa bumbu yang rasanya cukup lezat. Di pulau Miyajima ini rusa berkeliaran bebas, jadi jangan heran jika rusa-rusa jinak ini sedang duduk-duduk menemani para turis yang sedang bersantai di sekitar taman atau bahkan sedang berjemur di tepi pantai.
Pukul 15.15 saya kembali menuju Pelabuhan Ferry Miyajima, kebetulan sekali ada ferry yang mau berangkat ke Miyajima sisi Honshu, sehingga saya harus berlari-lari menuju ferry sebelum pintunya ditutup.
Sampai di Pelabuhan Miyajima sisi Honshu, saya menuju stasiun trem yang tak jauh dari pelabuhan. Awalnya mau ke Peace Memorial Park, tetapi akhirnya saya harus membatalkannya karena waktu sudah sore dan kembali ke stasiun Hiroshima naik JR Sanyo Line pukul 15.52. Walaupun sampai stasiun Hiroshima masih pukul 16.20 tetapi saya masih harus menunggu Shinkansen Sakura pukul 17.17 untuk menuju Shin-Osaka.
Itinerary di hari pertama ini adalah Osaka – Hiroshima – Tokyo. Jadi sesampainya di stasiun Shin-Osaka pada pukul 18.40, koper dan tas saya ambil dari loker kemudian menunggu keberangkatan kereta Shinkansen Hikari pukul 19.40 menuju Tokyo. Jarak Shin Osaka ke Tokyo 552,6 km memakan waktu 3 jam sambil menikmati sekotak sushi yang saya beli di kios peron stasiun Shin Osaka.
Di Tokyo, saya akan menginap di Khaosan Original Hostel di daerah Asakusa. Untuk menuju Asakusa, dari Stasiun Shinkansen Tokyo, saya harus berganti dengan kereta lokal JR Keihin Tohoku kearah Omiya untuk menuju stasiun Kanda yang hanya berjarak 1 stasiun dari stasiun Tokyo kemudian pindah ke Subway Ginza Line untuk menuju Stasiun Asakusa (Tobu/Subway). Tapi karena sampai di Tokyo pukul 22.40 saya khawatir sudah tidak ada subway lagi yang beroperasi sehingga harus naik taksi yang kabarnya tarif taksi di Tokyo sangat mahal. Untungnya pada pukul tersebut subway terakhir masih ada, tetapi karena JR Pass tidak bisa digunakan untuk naik subway sehingga saya harus membeli tiket 170 yen. Tak apalah, daripada harus naik taksi.
Stasiun Asakusa jaraknya 5 stasiun dari stasiun Kanda, dari Exit Gate nomor 4 untuk menuju hostel langsung belok kanan mengikuti jalan. Hostelnya tepat berada di pinggir sungai Sumida dengan banner besar “Khaosan Original” di depannya sehingga mudah untuk ditemukan walaupun saat itu sudah sekitar pukul 11 malam. つづく… (to be continued)
Canon DSLR Murah said
Untungnya pada pukul tersebut subway terakhir masih ada, tetapi karena JR Pass tidak bisa digunakan untuk naik subway sehingga saya harus membeli tiket 170 yen. Tak apalah, daripada harus naik taksi.
tv led said
subahanalllah pemandangannya,, indah bingit tuhh,, jadi pengen kesono…
srieastut said
ini ceritanya masi bersambung kah mas? isinya cuma detail perjalanannya aja? ga ada foto makanan yang dimaksud atau apa yang menarik dari tempat yang dituju gitu? kali aja bisa jadi referensi untuk pembacanya.. 😀
salam kenal
dharto said
salam kenal mbak srieastut. iya, untuk tulisan ini masih akan ada perbaikan terutama untuk foto-fotonya dan masih akan bersambung di postingan yang lain, ditunggu ya.. 🙂