Dampak Perubahan Iklim

Indonesia mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming), yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.

Dampak pemanasan global itu diantaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih ataupun kekeringan dan kebakaran hutan.

Lebih lanjut, pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim (climate change) yang berdampak timbulnya berbagai wabah penyakit, seperti malaria dan demam berdarah.

Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flaura dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.

Penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.

Indonesia yang terletak di equator merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim ini. Dampak tersebut telah dirasakan pada tahun 1998 yang menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18.000 pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.

Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti lain dari pemanasan global.

Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas sulfur dioksida (SO2) dan gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) biasa berasal dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan penggunaan listrik secara berlebihan. Efek rumah kaca terjadi akibat gas rumah kaca yang terkumpul di atmosfer membentuk selubung yang menghalangi radiasi panas matahari yang dipantulkan bumi tidak dapat lepas ke atmosfer.

Karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan global adalah melakukan mulai dari hal yang kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta menguji emisi kendaraan, dan menghentikan penebangan dan pembakaran hutan.

Alternatif lain adalah menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.

Sumber : walhi.or.id dan kapanlagi.com

10 Comments »

  1. baby said

    iya nih, harus nya untuk bulan ini kan udah masuk musim kemarau, tapi ga bisa di prediksi juga kadang masih sering turun hujan. bahkan deras sampe banjir.

    Baby Pink

    • dharto said

      betul, cuaca yang tidak menentu saat ini adalah salah satu fakta perubahan iklim dunia 🙂

  2. lady yusichi said

    kembalikan dunia kita seperti dulu

  3. ya allah kapan dunia ini kembali semula age, rasa panas mulai terasa, kini yang sejuk telh meredup

  4. vinifirliyantibakhri said

    jadi serem ,.,

    Inget film deep impact ,.,
    —————————-

    deep impact tuh kayaknya “impactnya” ke Indonesia bagian paling barat tuh..,kampongnya Dedex..
    -dHarto..!!-

  5. NanTo said

    sekarang bangsa Indonesia Kasian ya To .. Di tempat A kebanjiran sampe 3 meter,,tapi di Tempat B mo gali tanah sampe 30meter aja ga nemu air..:( Ironi banget…
    ——————————————————————————————-

    yup, bener banget..
    keseimbangan alam udah nggak terjaga lagi kayaknya..
    -dHarto..!!-

  6. Dimas said

    serem ngeliatnya, apa kabar 10 taon ke depan di jakarta ya? huhu… *ilang focus juga*
    ——————————————————————————————

    humm…
    bentar…aku bayangin dulu..
    -dHarto..!!-

  7. Eka said

    selain ngeri juga gimanaaa gitu…. abisan sering banget ngalamin banjir.. :((
    ——————————————————————————

    makanya jangan beli rumah di daerah langganan banjir..
    *piss…* 🙂
    -dHarto..!!-

  8. iRene said

    oM Dhartooo, asepnya keren hihihi
    *lost focus*
    ————————————-

    makasih
    -dHarto..!!-

  9. Mas Kopdang said

    Wih..ngeliat gambarnya jadi ngeri euy..
    ——————————————

    hihihihi…
    jangan ngeri mas,
    kita harus menjaga lingkungan kita supaya hal demikian nggak semakin parah..
    -dHarto..!!-

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Leave a reply to vinifirliyantibakhri Cancel reply